Powered By Blogger

Jumat, 20 Agustus 2010

di pagi yang perawan

tumpukan gelas masih kotor
sisa perbincangan semalam
yang melahirkan resah paling diam
dalam guguran lelah alam,
masih ada embun merimbun
di pucuk rambut pagi yang perawan
di ladang ranum kata
di semak-semak mimpi berita
di belantara kebohongan belaka.

telanjanglah serupa kelahiran pertama
sebab kemurnian bukanlah kemaluan
yang banyak terjumpai di alun-alun
kepalsuan pun kemunafikan,
tanggalkan saja pakaian itu
agar alam dapat melukis kejujuran
direlief leku-lekuk waktu
yang akan terlunaskan
ketika mati memeluk hidup.

pagi yang perawan
biarkanlah segala kejujuran
mengucur dari rimbunya embun
di pucuk rambutmu.

kolaka-10-6-2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar