Powered By Blogger

Jumat, 20 Agustus 2010

Kau Masih Bernyanyi

kau masih bernyanyi

kau masih bernyanyi, ketika aku bilang diam! ketika lagumu
menyendu menyelinap di sela jelajah-jelajah rumah kita
yang sudah menjadi angan – tempo lalu ia rubuh dan telah menjadi abu masa lalu.

aku tahu, wara-wiri dan syairmu sumbang, meski begitu
kau sambung juga dengung-dengung tembang sua-sua dan mo’anggo; sekedar
berhibur sendiri, membeli kembali lenyapan yang sudah buyar dan pupur.

ketika aku bilang diam! ada kristal di matamu – itu menjadi telaga air mata wajahmu;
kuselami telaga itu hingga ke palung matamu tanpa kerlingan. di sana kutemukan kalbumu bergetir, meronta merona seolah ia akan mengiris dadaku pula, lalu membiarkanmu
berketerusan bernyanyi, seperti melaknat mereka yang telah menyebabkan rumah kita
menyisa puingan arang dan abu dari bara. cinta


kolaka, agustus 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar