Powered By Blogger

Jumat, 20 Agustus 2010

monoton

setiap hari terbangunkan oleh matahari yang sama
seolah hidup hanya berjalan di satu hari pertama.

kepala angin
tangan angin
hampa atas segala
ingin enyah saja.

menatap segala yang berlalu laju
menetap diri di sini hingga mati kaku
memanjati waktu
menangkap angin
mensejahterakan kebodohan
menanamkan kekurangan pada badan.

ingin ku teriak memecahkan matahari itu
biar gelap saja sekalian
:ah. matahari itu bangunkan ku lagi ini pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar