Powered By Blogger

Jumat, 20 Agustus 2010

yang gila, yang bijak

sepi saja sekalian ini pagi:
embun masih malu di pucuk nisan
demikian pula dia yang gila
masih memaksa diri lari dari mimpi
yang ku titipkan dari kaki-kaki malam.

segelas kopi telah tandas
hanya ampas waktu saja yang tersisa,
dia yang gila menggeliat menerbangkan burung-burung kata
ke sebuah nisan yang di bawahnya
kewarasan istirah tidak damai, sebab belum melunaskan usianya.

ku tatap lagi dia yang gila
lebih lekat
lebih dalam
sebelum tersadar bahwa
dia lebih bijak dariku dan segala yang waras.

ah.
matahari telah bangun
ku sapa saja sekalian
:selamat pagi kawan,
datangmu ku nanti
demi bangunnya dia yang gila,
demi damainya istirah kewarasan
pun kicaunya burung-burung kata.


kolaka-2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar