Powered By Blogger

Minggu, 04 September 2011

Hujan di bibir senja

Adalah senja menciptakan mendung
lalu angin mengarak menuju gunung.

kelangit ku panjati ini gerimis
memetik setetes
untuk mata kita yang mengering
:hidup telah mengurasnya.

hujan dilangit
hujan dimata.


ungke
kolaka 2011

pengamen mencari rima

matapena bukan matahari
terbit lalu benam
sementara perhitungan belum tuntas.

airmata bukan mataair
hilang jika kemarau
sementara dahaga masih panjang.

sajak lebih mengada dari matahari
sedih lebih abadi dari mataair.


ungke
kolaka 2011

Jujur ku rindu

ini senja begitu dingin
padahal tiada hitam diawan,
ah
terkenang lagi wajah
yang hanya ada dalam perbincangan.

diam-diamnya adalah batu
kata-katanya adalah waktu

akan ku panjati ini senja
lalu menuliskan namanya
agar terbaca oleh langit dan bumi.


ungke
kolaka 2011

Maaf

Ada wajah ku di telantar kan malam,
dilecut dingin memeluk lutut.

di manakah sakura yang matanya purnama
:hanya angin yang mesra memeluk rindu.

maafkan waktu yang telah ku jauhi
dengan melangkah darimu.

tetaplah menyinari sajak-sajakku.


ungke
kolaka 2011
(catatan dari sudut ponsel)

kerapuhan

cintamu langit
bencimu bumi
aku ditengahnya mengembara
bersama rapuh angin menjadi tiada.

cintamu langit
bencimu bumi
aku diantaranya setia bersama airmata.


ungke
kolaka 2011

Maaf dari rantau

Maaf dari rantau

Ada takbir di dada
:purnama yang jauh,
dua nyawa dalam gubuk tua.

maaf,
semoga fitrahku kembali.
 
ungke
kolaka 2011